Info Sekolah
Sabtu, 26 Okt 2024
  • Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman Bertaqwa Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi, dan Cinta Lingkungan

Layanan Home Visit, Sarana Komunikasi Guru dan Orang Tua

Diterbitkan : - Kategori : Karya Guru

Oleh : Sri Murniasih, S. Pd

Guru Bimbingan Konseling SMAN 1 Kersana

(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 28 Oktober 2022)

Kegiatan kunjungan rumah merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru BK dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa. Kunjungan rumah atau home visit adalah salah satu cara untuk menjalin komunikasi antara orangtua, siswa dan guru karena melakukan komunikasi langsung dengan orang tua siswa perlu dibangun dengan baik dan harmonis..  Menurut Prayitno (2015:2) Home visit  merupakan upaya yang dilakukan untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu yang menjadi tanggung jawab konselor (guru BK) dalam pelayanan konseling.

Home visit merupakan kegiatan pendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling. Dengan kegiatan ini diharapkan akan diperoleh berbagai informasi atau data yang dapat digunakan untuk lebih mengefektifkan layanan konseling dan dapat mendorong kerjasama dari orang tua (dan anggota keluarga lainnya) untuk  memenuhi kebutuhan anak atau individu yang bermasalah.

Home visit tidak harus dilaksanakan dengan mengunjungi rumah siswa, melainkan dapat  dengan mengundang orangtua siswa atau anggota  keluarga ke sekolah. Home visit dapat diganti dengan “undangan terhadap anggota keluarga” (Prayitno, 2017: 296).

Ada tiga tujuan utama kegiatan home visit, yaitu memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa yang menyangkut keadaan rumah atau orang tua, menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan yang sedang dialami siswa dan membangun komitmen orangtua terhadap penanganan masalah anaknya (Prayitno dan Erman Amti (2004: 324)). Perolehan hasil home visit kemudian di evaluasi, di analisis dan ditindak lanjuti untuk menentukan cara terbaik demi kepentingan pengentasan permasalahan siswa.

Menjalin komunikasi antara orangtua siswa dengan guru merupakan salah satu realisasi dari akuntabilitas sekolah. Untuk mendapatkan data dan keterangan siswa serta memahami permasalahannya secara tepat serta mengetahui perilaku dan hal yang dilakukan anak selama di sekolah maupun di rumah, maka diperlukan hubungan dan komunikasi yang baik antara guru dan orangtua.

Disadari atau tidak masih banyak keluarga atau lingkungan rumah yang bermasalah sehingga menimbulkan permasalahan bagi siswa terutama dalam proses belajar di sekolah. Sumber permasalahan yang dialami siswa dapat dilihat dari mana masalah itu datang, bisa dari hubungan sosial siswa, lingkungan belajar di sekolah atau bahkan hubungan dalam keluarga.

 

Beberapa hal yang menjadikan pertimbangan diperlukannya home visit, yaitu jika: pertama, permasalahan yang dihadapi siswa ada kaitannya dengan masalah keluarga. Kedua, keluarga sebagai salah satu sumber data yang dapat dipercaya tentang keadaan siswa. Ketiga, dalam kegiatan bimbingan diperlukan kerjasama dengan orang tua. Keempat, faktor situasi keluarga memegang peranan penting. Kelima, siswa hanya mau diajak.bicara jika di rumah.

Adakalanya masalah yang sering dialami oleh siswa sehingga perlu diadakannya home visit antara lain: 1. Siswa yang malas mengikuti pelajaran dan memilih untuk bolos jam pelajaran, 2. Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan, 3. Siswa yang dari rumah berangkat namun tidak sampai di sekolah, 4. Siswa yang kurang disiplin seperti; sering terlambat, berpakaian tidak sesuai ketentuan, tidak membuat tugas sekolah, 5. Keadaan keluarga yang kurang/tidak harmonis, tidak ada atau kurangnya komunikasi anak dengan orang tua sehingga mengganggu kehidupan efektif sehari-hari siswa, 6. Adanya orantua yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga tidak memperhatikan prestasi anaknya yang rendah, 7. Lingkungan pergaulan siswa diluar sekolah yang kurang mendukung.

Agar komunikasi melalui home visit dapat memperoleh hasil yang diinginkan, guru perlu mengetahui kondisi masing-masing orangtua yang pasti berbeda. Tiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda, maka berkomunikasi dengan masing-masing orang tua siswa akan berbeda satu dengan lainnya. Mengenal kondisi orang tua begitu juga dengan anaknya terlebih dahulu akan memudahkan guru dalam membangun komunikasi.  Dengan begitu akan tercipta kedekatan melalui inti pembicaraan dengan tema masing-masing orang tua siswa berikut anaknya.

Menciptakan kenyamanan dalam berkomunikasi memerlukan empati. Kesediaan orangtua untuk diajak komunikasi akan menjadi lebih nyaman. Kenyamanan dalam komunikasi dapat diupayakan melalui; guru harus memiliki informasi tentang kondisi/keadaan orangtua, memegang asas kerahasiaan apa yang disampaikan orangtua maupun siswa sebagai bentuk penghormatan privasi.

Guru juga perlu berhati-hati dalam membicarakan/menyampaikan permasalah/informasi akademik kepada orangtua. Dengan upaya diatas diharapkan Orang tua akan merasa nyaman berdiskusi atau berbicara apa pun tanpa takut diketahui orang tua lain maupun siswa lain.

. Idealnya komunikasi yang efektif dapat mengoptimalkan interaksi antara berbagai komponen pendidikan sehingga tercipta kebersamaan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal. Home Visit akan menjadi lebih berarti jika bisa berkerja sama dengan guru mapel dan wali kelas serta dukungan dari sekolah.

Artikel ini memiliki

1 Komentar

HAQQUL AMIN
Kamis, 5 Sep 2024

Tulisan bagus dan menginspirasi.
Terima kasih.

Balas

Beri Komentar