Oleh : Ibu Ilmi Handayani,S.Pd
Guru Bahasa Jawa SMAN 1 Kersana
(Artikel ini dimuat Tanggal 24 Agustus 2022)
Aksara Jawa merupakan Salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan, terutama pada generasi zamana sekarang. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Perda No. 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa berupaya menjaga, melestarikan, dan mengembangkan asksara Jawa di wilayah Jawa Tengah. Aksara Jawa diajarkan di sekolah melalui muatan lokal wajib Jawa Tengah, yaitu mapel bahasa Jawa. Akan tetapi dalam pembelajaran bahasa Jawa, materi aksara Jawa menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik. Banyak peserta didik yang tidak bisa membaca aksara Jawa.
Dalam menangkap pembelajaran antara siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain,untuk itu perlu adanya metode khusus dalam penyampaiannya. Menurut Susanti, dkk (2021), pembelajaran yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga menjadi bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran yang terlalu sulit dapat menurunkan motivasi peserta didik. Sedangkan, pembelajaran yang terlalu mudah, tidak menantang dan membosankan bagi peserta didik. Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran membaca aksara Jawa, penulis mengadopsi metode iqro’. Metode iqro’ ini sudah terbukti sangat efektif pada pembelajaran huruf Hijaiyyah.
Metode Iqro’ adalah “metode pengajaran membaca al-Qur’an dengan bunyi huruf-huruf hijaiyyah yang sudah berharakat (tanda baca). Dalam pelajaran ini, anak tidak boleh mengeja tapi langsung membaca bunyi huruf yang berharakat tersebut. Sejak awal anak dituntut membaca dengan lancar, yaitu: cepat, tepat, dan benar”(Marjito, t.th:4). . Menurut Sri Wijayanti (2006), metode iqro’ adalah suatu metode atau cara cepat belajar membaca Al Qur’an yang disusun secara sistematis dimulai dari bacaan yang sederhana kemudian meningkat setahap demi setahap sehingga terasa lebih ringan bagi yang mempelajarinya.
As’ad Humam (2000:8) menyatakan bahwa metode Iqro’ memiliki kelebihan kelebihan sebagai berikut: 1) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, 2) Terjadi hubungan yang akrab antar siswa, 3) Menggunakan system modul/jilid, di mana dalamsetiap jilid ada tingkatan kesukarannya, 4) Siswa dapat bantuan guru sesuai kebutuhannya, dan 5) Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri, karena siswa dituntut untuk membaca dengan teliti dan lancar
Penggunaan metode qiroati pada siswa SMA N 1 Kersana sangat membantu penulis dalam menyampaikan materi tentang Aksara Jawa. Siswa sangat antusias sekali ketika pembelajaran aksara jawa, sebelum menggunakan metode qiroati ini siswa sangat malas ketika menerima materi aksara jawa. Dalam penyampaian metode ini penulis menggunakan beberapa trik yaitu 1). Ketika awal pembelajaran penulis menggunakan waktu 15’ untuk membaca aksara Jawa,siswa yang maju sesuai urutan presensi. 2) Pembacaan aksara Jawa siswa dimulai dari membaca jilid 1,dan diberi kesempatan 1 minggu untuk membacanya. 3). Ketika sudah 1 minggu anak menguasai jilid 1 maka minggu berikutnya siswa tersebut naik ke jilid 2 begitu seterusnya sampai siswa menguasai jilid 5.
Setelah metode qiroati ini penulis terapkan pada siswa SMA N 1 Kersana,banyak perubahan yang terjadi pada materi aksara Jawa,siswa mengalami kemajuan yang sangat drastis dalam membaca aksara Jawa. Siswa yang tadinya hanya menguasai aksara jawa 20% menjadi 75% setelah metode qiroati ini penulis terapkan artinya anak mengalami kenaikan dalam membaca 55%, dan setelah metode ini penulis terapkan dalam waktu 1 bulan,setiap pembelajaran Bahasa jawa siswa semakin semangat.
Beri Komentar