Oleh : Ibu Indah Nurbaeti, S.Pd
Guru Biologi SMAN 1 Kersana
(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 25 Juli 2022)
Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, Peserta didik perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami alam sekitar. Ketrampilan proses ini meliputi ketrampilan mengamati dengan indera, mengajukan hipotesis dan menggunakan alat bahan secara benar. Jadi, pada dasarnya pelajaran biologi berupaya untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan tentang cara mempelajari dan memahami alam sekitar secara mendalam baik yang berhubungan dengan makhluk hidup (biotik) maupun makhluk tak hidup (abiotik). Pembelajaran biologi yang biasa dilakukan disekolah adalah pembelajaran yang identik dengan guru sebagai pusat pembelajaran dimana metode yang digunakan yaitu metode ceramah sehingga, peserta didik terbiasa mengcopy paste apa yang disampaikan guru untuk dituangkan dalam catatan mereka. Pembelajaran yang berpusat pada guru memberikan dampak peserta didik hanya menunggu materi yang diberikan oleh guru dan mereka enggan mencari materi dari sumber lain. Selain itu, peserta didik cenderung kurang aktif, minim literasi, dan minim kreativitas. Menurut pendapat beberapa peserta didik, pembelajaran biologi adalah pembelajaran yang identik dengan hafalan dan sebagian materi yang dipelajari merupakan materi yang abstrak. Perlu adanya media yang digunakan guru untuk memperjelas keabstrakan materi yang disampaikan. Selain itu, mereka menyampaikan bahwa biologi merupakan pembelajaran yang membosankan karena terlalu banyak materi berupa bacaan. Berdasarkan masalah tersebut guru perlu melakukan perencanaan pembelajaran yang lebih inovatif supaya peserta didik dapat terlibat secara langsung aktif dalam pembelajaran sehingga terjadi interaksi dua arah antara peserta didik dan guru.
Perencanaan pembelajaran sangat diperlukan bagi guru untuk menunjang pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran seorang guru tentunya harus menelaah pendekatan, media, metode dan model yang sesuai dengan karakteristik materi serta karakteristik peserta didik. Pembelajaran saat ini, menuntut peserta didik untuk terlibat secara langsung aktif dalam pembelajaran / student center learning. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan melibatkan keaktifan peserta didik adalah PjBL (Project Based Learning). Penggunaan model PjBL dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif (active learning). Sintak yang terdapat dalam model PjBL menuntut peserta didik untuk terlibat secara langsung bukan hanya aktif tetapi dituntut kreativ dalam menciptakan sesuatu. Pembelajaran aktif dan kreativ yang digunakan oleh guru menggunakan model PjBL dengan membuat sebuah alat peraga biologi.
Alat peraga merupakan merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami terlebih dahulu sebelum dibahas mengenai alat peraga. Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam Bahasa arab, media adalah perantara (wasaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2004). Adapun Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2004) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Sedangkan alat peraga pembelajaran sendiri memiliki arti semua benda dan sarana yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran supaya dapat memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Salah satu fungsi alat peraga pembelajaran adalah memperjelas sesuatu yang abstrak. Biologi adalah pembelajaran yang sebagian materinya membahas sesuatu yang abstrak sehingga alat peraga sangat cocok untuk dijadikan salah satu media pilihan yang digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran. Hal ini yang mendasari guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PjBL dengan menuntut peserta didik aktif dan kreativ dalam pembuatan alat peraga. Alat peraga pembelajaran yang dibuat dapat berupa alat perag modern ataupun alat peraga sederhana. Pembuatan alat peraga dalam pembelajaran terbukti membuat peserta didik aktif dan kreativ dalam pembelajaran. Pembuatan alat peraga biasanya dapat dilakukan minimal dua kali pertemuan. Model PjBL yang digunakan guru dalam sintaknya terdapat pembuatan kesepakatan waktu pembuatan dan mendesain perencanaan project. Oleh karena itu minimal pembuatan alat peraga dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk mendesain alat peraga dan membuat kesepakatan dengan peserta didik serta persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan alat peraga pemvbelajaran. Sedangkan, pertemuan kedua digunakan untuk proses perakitan alat peraga sampai dengan tahap finishing dan pelaporan melalui presentasi atau demonstrasi alat peraga.
Pembuatan alat peraga pembelajaran sangat efektif meningkatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik pada pembelajaran biologi. Hal itu dibuktikan dengan terlibatnya semua peserta didik dalam pembuatan alat peraga dengan perannya masing-masing, tidak ada peserta didik yang hanya duduk diam tanpa melakukan apapun, serta meningkatnya pemahaman peserta didik pada konsep materi biologi.
Beri Komentar