Oleh : Nur Hanifah MF, S.E.
Guru Ekonomi SMAN 1 Kersana
Repost : Radar Tegal
Pendidikan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan, pengembangan bakat dan minat anak didik yang dilakukan secara sistematis dan terorganisasi. Pendidikan juga merupakan usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, mempengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu pengetahuan. Dengan demikian, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun informal (Herabudin, 2009 hal.22)
Pendidikan pada dasarnya bukan sekedar memberi pengetahuan, nilai-nilai atau melatih keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan secara potensial dan aktual apa yang telah dimiliki oleh peserta didik, sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat tercapai (Syaodih, 2005) yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya (UU No.20 tahun 2003)
Masa pandemi covid-19 belum berakhir, pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang diperpanjang sampai akhir Januari. Perasaan bosan siswa makin memucak, rindu suasana belajar di sekolah dengan segala dinamikanya, terasa lebih seru dibandingkan dengan belajar dari rumah dengan banyaknya tugas yang melelahkan. Bukan hal mudah memang untuk bisa melewati masa-masa ini, namun sikap dewasa, bijak, bertanggung jawab, solutif dan produktif dari semua pihak terutama guru akan bisa mengatasi masalah ini.
Tidak hanya kegiatan kurikuler yang berubah 180 derajat, kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler pun ikut terdampak karena pademi ini. Kegiatan kesiswaan praktis tidak bisa dilaksanakan. Hampir 90% anggaran untuk kegiatan kesiswaan dihapus karena adanya asumsi bahwa kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler tidak mungkin bisa dilaksanakan di masa pandemi seperti sekarang ini karena mengharuskan adanya interaksi tatap muka. Asumsi yang ternyata tidak 100% benar.
Sebagai guru yang mendapat tugas tambahan menjadi pembina OSIS atau ekstrakurikuler tidak kehilangan cara untuk tetap memberdayakan kegiatan kesiswaan dengan tetap melakukan pembinaan rutin terhadap pengurus OSIS maupun anggota ekstra kurikuler. Diharapkan melalui pembinaan OSIS dan ekstra kurikuler, akan menumbuhkan sikap bertanggung jawab, melatih kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengatur kegiatan, meningkatkan kepedulian, kemandirian, komunikasi dan masih banyak lagi keterampilan yang tidak bisa didapatkan di kegiatan kurikuler. Seandainya selama pandemi ini kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler ikut terkubur menjadi korban covid-19 sungguh akan menambah keperihatinan dunia pendidikan. Siswa tidak punya pengalaman berorganisasi dan mengembangkan bakat serta kemampuan non akademik mereka. Menjadi lengkap sudah “penderitaan” mereka.
Atas dasar pertimbangan itulah, tim kesiswaan SMAN 1 Kersana, tetap mengadakan pembinaan yang terjadwal dan terukur. Kreativitas Pembina dituntut untuk mengarahkan siswa yang tergabung dalam OSIS dan ekstrakurikuler untuk tetap berkreasi. Berbagai pembinaan dan kegiatan tetap dilaksanakan secara online via sosial media. Berbagai kegiatan pengembangan kreativitas mereka dalam mengelola dan membuat sebuah kegiatan secara online akan dipublikasikan melalui akun-akun sosial media milik sekolah.
Berbagai kegiatan kesiswaan mulai dari recruitmen anggota baru khususnya kelas X untuk menjadi pengurus OSIS atau memilih ekstra kurikuler yang mereka minati, regenerasi (pergantian pengurus OSIS maupun ekstrakurikuler) menjadi hal yang urgen untuk dilaksanakan meskipun harus dilakukan secara online mulai dari penjaringan, proses seleksi, kampanye dan pemilihan ketua OSIS/ekstra kurikuler sampai dengan proses pelantikan.
Pelatihan kepemimpinan OSIS, Penerimaan Tamu Ambalan, Pengukuhan Bantara, Pengukuhan Paskibra, Pelantikan pengurus Rohis, Talkshaw Budaya dan penguatan literasi sukses digelar, perayaan HUT Smakers tetap meriah dengan lomba antar kelas secara virtual. Yang lebih membanggakan kegiatan literasi mulai membudaya, keberanian siswa untuk menuangkan karya mereka dalam tulisan dibuktikan dengan terbitnya dua buku antologi puisi yang berjudul “Angin Utara” dan “Air mata Rindu untuk Rosulullah”.
Komitmen sekolah untuk tetap bisa memberdayakan program kesiswaan di masa pandemi ini diharapkan bisa mengobati kejenuhan sekaligus mengasah kreativitas dan kemampuan siswa dalam mengatasi masalah pada kondisi sulit seperti sekarang ini, membekali siswa dengan berbagai pengalaman non akademik yang bermanfaat pada saat mereka memasuki jenjang pendidikan tinggi, berkompetisi di dunia kerja ataupun berkiprah di masyarakat. Karena pada dasarnya hasil belajar tidak hanya berupa nilai yang berupa angka, akan tetapi pengalaman riil saat ini akan menjadi sebuah nilai yang harus terus diajarkan.
Pada akhirnya, dukungan dan kerjasama yang baik antara kepala sekolah, tim kesiswaan, Pembina Ekstra kurikuler, guru, karyawan, pengurus OSIS dan ekstrakurikuler menjadi unsur penting demi tetap terlaksananya pembinaan non akademik ini. Pola pembinaan yang kreatif, inovatif, kontinyu, dilakukan dengan penuh kesabaran dan keuletan dari para pembina merupakan kunci sukses terlaksananya program kesiswaan. Tanpa kerja keras, cerdas dan ikhlas dari pembina mustahil program kesiswaan akan terlaksana di masa pandemic ini.
Referensi
Herabudin. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h.22
Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005) h. 4
UU RI NO.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Sistem Nasional
Beri Komentar