Info Sekolah
Kamis, 13 Feb 2025
  • Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman Bertaqwa Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi, dan Cinta Lingkungan

BELAJAR KELOMPOK BERDASARKAN PILIHAN SISWA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Diterbitkan :

Rumyati
Guru SMA Negeri 1 Kersana
E-mail:

ru*********@gm***.com












Jurnal, Vol. 5 No. 1 – Mei 2021, Halaman 108 – 117
(ISSN 2528-2328, Dialektika FKIP)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan deskripsi tentang upaya mengukur tingkat daya serap siswa melalui penilaian dengan metode belajar kelompok berdasarkan pilihan siswa efisien dan mudah dilaksanakan di masa pandemi melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh); meningkatkan daya serap siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran PPKn melaui metode pembelajaran quiz di masa pandemi melalui PJJ; menyelesaikan masalah tugas belajar melalui belajar jarak jauh dengan metode pembelajaran quiz; meningkatkan hasil belajar siswa mapel PPKn melalui pembelajaran jauh dengan menggunakan metode pembelajaran quiz; dan siswa dengan melalui metode pembelajaran quiz dapat mengetahui langsung hasil belajarnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif, sehingga setelah mengimplementasikan suatu tindakan tertentu penelitian akan merefleksikannya dengan suatu tindakan pula. Dari hasil penelitian tindakan kelas menunjukan bahwa meningkatnya prestasi belajar siswa yaitu nilai terendah yang dicapai siswa dari 30 (UH-1) menjadi 60 (UH-2) dan nilai rata- rata yang dicapai siswa dari 64,8 (UH-1) menjadi 96,3 (UH-2) dan jumlah siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 5 siswa pada (UH-1) menjadi 1 siswa pada (UH-2).

Kata Kunci: Metode Kuis; Pembelajaran Jarak Jauh; Hasil Belajar

 

Abstract

The objectives of this study are to obtain a description of the effort to measure the level of student absorption through assessment with a grup study learning method that is effective, efficient and easy to implement during the pandemic through PJJ (distance learning); improve the student’s absorption the learning process of PPKn subjects through the quiz learning method in the pandemic period through PJJ; solve the learning assignment problems through distance learning with the quiz learning method; improve the student’s learning outcomes in PPKn subjects through remote learning using the quiz learning method; and students through the quiz learning method can find out directly the learning results. This study uses a class action research method that is reflective. After implementing a certain action, the research will reflect on it with an action as well. From the results of classroom action research shows that the improvement in student’s achievement has the lowest score that achieved by students from 30 (UH-1) to 60 (UH-2) and the average score that achieved by students from 64.8 (UH-1) to 96.3 UH-2) and the number of students who have not completed decreased from 5 students at UH-1 to 1 student at UH-2.

 Keywords: Quiz Method; Distance Learning; Learning Achievement

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah merupakan kewajiban dan tanggung jawab pribadi pemerintah keluarga dan masyarakat. Menuntut ilmu  merupakan kewajiban bagi setiap manusia hal ini berkaitan dengan guru atau ustad. Berhasil tidaknya guru dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa, untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal banyak dipengaruhi komponen- komponen. Belajar mengajar seperti bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang akan diterapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Salah satu komponen yang ikut mempengaruhi keberhasilan siswa yaitu program kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk dilaksanakan dalam satu kurun waktu tertentu. Metode penyajian, metode penilaian dan metode pengelolaan kelas dalam satu kurun waktu hendaknya dapat dirancang sedini mungkin dan setepat mungkin untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Aunurrahman (2003: 36)   mendefinisikan   belajar   sebagai   interaksi individu dengan lingkungannya yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan. Pengalaman atau pengetahuan tersebut bisa berupa yang baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Pengetahuan yang dimiliki seseorang berkaitan erat dengan pengalaman-pengalamannya. Pengalaman dalam hal ini mencakup pengalaman kognitif, mental, dan keterampilan yang dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungan. Interaksi lingkungan bagi siswa dalam pembentukan konsep pengalaman diantaranya melalui kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran yang baik termuat dalam suatu kekayaan dan variasi pengalaman belajar yang menyatu untuk menggiatkan dan meningkatkan interaksi dengan keberagaman dan lingkungan yang merangsang (Burton dalam Hamalik, 2008: 28). Dengan demikian pembelajaran yang baik dapat meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, yang akhirnya berkorelasi dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran PKn hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi/permasalahan kontekstual. Dengan mengajukan masalah-masalah kontekstual, siswa diminta untuk memahami dan secara bertahap dibimbing untuk menemukan serta menguasai konsep belajar PKn. Namun demikian, bukanlah sesuatu yang mudah untuk menanamkan konsep belajar mapel PKN yang menyenangkan kepada kepada siswa. Kenyataan dilapangan sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam belajar PPKn. Hal ini diakibatkan karena keabstrakan siswa dalam pemahaman belajar PPKn yang penuh dengan hafalan serta rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran.

Salah satu materi yang diangagap membosankan oleh kebanyakan siswa SMAN 1 Kersana adalah materi penegakkan dan perlindungan hukum di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar kondisi awal siswa kelas XII MIPA 1 yang berjumlah 40 siswa hanya 35 anak yang telah mencapai ketuntasan. Untuk menunjang suatu program dibutuhkan dukungan dari guru sebagai fasilitator dan siswa khususnya sebagai subyek dari tujuan pembelajaran, sehingga terciptalah suatu kelas yang dinamis. Permasalahan muncul karena kemauan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sangatlah tidak merata. Bahkan diprediksi hanya beberapa siswa saja yang mempunyai kemauan untuk belajar.

Kemauan belajar akan muncul jika terdapat dorongan dari kekuatan- kekuatan jiwa peserta didik. Bentuk dari kekuatan jiwa itu dapat berupa spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia dan nafsu sebagai dalam diri manusia. Bentuk nyata dari spirit dan nafsu adalah daya saing. Iklim kelas dengan daya saing yang sehat perlu dikehidupkan agar kemauan untuk belajar dapat optimal. Kondisi kelas yang dinamis juga tercipta jika komunitas kelas merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu upaya untuk menciptakan kondisi ini dibentuk kelompok-kelompok kecil yang sesuai dengan keinginan jiwa masing-masing peserta didik. Melalui kelompok ini, akan terbangun suatu ikatan emosional dan semangat untuk saling membantu yang menumbuhkan daya saing yang sehat antar kelompok. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa ditempuh melalui penilaian berdasarkan kelompok belajar atas pilihan siswa.

RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarakan uraian latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yaitu: bagaimana langkah-langkah seorang guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode yang menarik, dengan persaingan yang sehat; bagaimana langkah langkah guru agar siswa mencintai mata pelajaran PPKn dan menghilangkan anggapan bahwa mapel PPKn dianggap menjemukan dan penuh hafalan; dan bagaimana kesiapan siswa dalam menindaklanjuti langkah-langkah yang diberikan guru.

Untuk memecahkan masalah tersebut diatas maka perlu disusun langkah-langkah tindakan, monitoring setiap langkah tindakan yang dilaksanakan dan pengumpulan sejumlah data.

Isi dan Tujuan Penilaian Berdasarkan Kelompok Belajar Atas Pilihan Siswa

Memperhatikan emosi siswa dapat membantu mempercepat pembelajaran. Memahami emosi siswa dapat membuat pembelajaran lebih berarti dan permanen. Penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi kegiatan syaraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk “merekatkan” pelajaran dalam ingatan (Gleman, 1995, Le Doux, 1993, Maclean, 1990). Emosi merupakan bagian dari kekuatan jiwa. Keutuhan- keutuhan umum jiwa manusia menurut plato (428 -348 SM) terdiri dari tiga kekuatan yaitu :

  1. Akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan Dengan akal manusia dapat mengarahkan seluruh aktifitas jasmani dan kejiwaannya, sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang sejahtera.
  2. Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif pemilihan.
  3. Nafsu sebagai stimuli gerakan fisik dari kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri Nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi- fungsi jasmaniah. Plato membedakan antara keinginan-keinginan yang berguna kontruktif dengan keinginan-keinginan yang tidak berguna dan merugikan.

Diharapkan, penilaian berdasarkan kelompok belajar yang disertai penghargaan dan sanksi dapat menggali kekuatan jiwa sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif. Penelitian menunjukan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah suatu penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis (Walberg dan GreenBerg, 1997). Dengan pembentukan kelompok-kelompok berdasarkan pilihan siswa diharapkan akan terbentuk suasana kelas yang menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Fungsi Pengukuran Daya Serap

Pengukuran pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang yang dimiliki oleh seseorang, hal atau objek, menurut aturan atau formulasi tertentu yang sudah di sepakati. Sedangkan daya serap suatu kemampuan peserta didik untuk menyerap atau menguasai materi yang di pelajari sesuai dengan bahan mata pelajaran yang diajarkan gurunya. Untuk mengetahui pengukuran daya serap setiap kali belajar mengajar, terlebih dahulu harus diketahui tentang cara memperoleh daya serap. Daya serap merupakan rangkaian dari kegiatan penelitian, antara lain:

Fungsi dan Tujun Penilaian

Fungsi penilaian adalah sebagai alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran; sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar dan memberikan keterangan yang berguna untuk keperluan peserta didik; penilaian dapat disebut sebagai proses pengumpulan dan pengolahan berfungsi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Permendikbud no. 66 tahun 2013); penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, dan menafsirkan data. Tujuan penilaian adalah mendeskripsikan kecakapan belajar pada siswa sehingga dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya dan menentukan tindak lanjut hasil penilaian.

Teknik dan Prosedur Penilaian

Menurut petunjuk pelaksanaan penilaian dari perangkat kurikulum SLTA yang baru, ada dua macam kegiatan peserta didik yang perlu mendapatkan penilaian, yaitu ulangan harian dan ulangan umum. Ulangan harian, yaitu ulangan yang dilakukan setelah selesainya satu bahasan atau beberapa satuan bahasan dan ulangan umum yaitu ulangan yang dilakukan pada setiap akhir semester.

Analisis Hasil Belajar

Analisi hasil belajar sangat penting, tidak hanya bagi peserta didik, namun juga bagi guru mata pelajaran yang mengampu. Dari hasil analisis dapat diketahui, siswa berhasil (tuntas) maupun yang belum berhasil (belum tuntas). Bagi peserta didik yang belum tuntas, perlu diadakan perbaikan, sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan belajar, dapat diberi materi pengayaan. Dari rangkaian kegiatan penilaian tersebut diatas dapat kita ketahui beberapa hal:

  1. Daya serap individual adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara perorangan dengan kriteria sebagai berikut: tuntas, apabila taraf penguasaan siswa mendapat minimal 60% dari materi setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan. Belum tuntas, apabila taraf penguasaan siswa kurang dari 60%.
  2. Daya serap klasikal adalah penguasaan materi pelajaran secara kelompok (kelas), dengan kriteria sebagai berikut: tuntas, apabila minimal 85% (nilai 6,7) sehingga dapat dilanjutkan kesatuan pelajaran Belum tuntas, apabila dalam suatu kelas siswa mencapai ketuntasan belajar kurang dari 85%, sehingga diadakan pengulangan satu pelajaran (perbaikan)

Setelah mengetahui rangkaian kegiatan tentang penelitian, maka dapat disimpulkan khusunya mengenai fungsi daya serap, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi telah disampaikan guru, sehingga dapat menentukan langkah-langkah demi peningkatan prestasi belajar.

 

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan data

Data penelitian ini diperoleh dari: hasil ulangan harian tahap I semester I tahun pelajaran 2018/2019 materi bab 2 tentang perlindungan dan penegakkan hukum di Indonesia dan hasil ulangan harian tahap II semester I tahun pelajaran 2018/2019 materi pembahasan sistem politik Indonesia dan sistem politik di berbagai negara.

Mekanisme Tindakan Pembelajaran

Masalah penelitian ini adalah mengapa prestasi belajar siswa rendah, kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi keadaan diatas, peneliti meningkatkan hasil belajar melalui penilaian berdasarkan kelompok belajar atas pilihan siswa. Langkah-langkah yang akan ditempuh mencakup lima tindakan, yaitu: menentukan kelompok belajar satu kelompok terdiri dari 5-8 siswa; memotivasi siswa tenatang pentingnya bersaing yang sehat dan kemauan untuk saling membantu dalam memahami pelajaran; melaksanakan penilaian tahap 1 melalui permainan cerdas cermat quis kelompok; mengumumkan hasil penilaian permainan dan dilanjutkan penilaian formatif.

Manganalisis Hasil Penilaian.

Untuk tindakan-tindakan berikutnya, direncanakan berdasarkan refleksi pada tindakan sebelumnya, antara lain: guru memotivasi siswa belajar giat. Bagi yang gagal untuk tuntas supaya lebih banyak latihan, dan bagi yang berhasil supaya dapat mempertahankan prestasinya; guru menugasi siswa untuk menanyakan yang benar kepada siswa lainya; guru memberikan pekerjaan rumah; dan guru memberikan kesempatan kepada siswa, terutama yang belum tuntas untuk mengerjakan soal dengan tanya jawab.

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian peneliti menganalisa data untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar siswa dari hasil ulangan pertama, kedua dan ketiga. Acuan dalam menganalisa dapat berpedoman pada kriteria tentang ketuntasan belajar seperti seperti tersebut dalam fungsi daya serap.

 

PEMBAHASAN

Kondisi Awal Pembelajaran

Dalam kondisi tindakan kelas ini, peneliti bermaksud memberikan gambaran secara singkat kondisi awal pembelajaran pada siswa SMA Negeri 1 Kersana, khususnya siswa kelas XII IPA 1 tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 33, terdiri dari 13 siswa putra 27 siswa putri, berasal dari sosial ekonomi yang berbeda dan kebanyakan berasal dari golongan ekonomi yang berbeda dan kebanyakan berasal dari golongan ekonomi yang lemah. Secara umum kelas XII MIPA-1 kurang mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran.

Hal ini terlihat dari kurangnya kesiapan siswa sebelumnya baik dirumah maupun disekolah. Bahkan banyak siswa yang tidak memiliki buku-buku pegangan dan perlengkapan yang mendukung sehingga sumber pembelajaran berasal dari informasi yang disampaiakan guru. Rendahnya motivasi siswa sehingga terlihat dalam proses belajar mengajar seperti siswa kurang aktif, tidak mau bertanya, diam, kalau tidak disuruh tidak mau maju, dan sikap apatis lain. Hal ini menunjukan siswa tidak terlibat secara emosional dalam kegiatan belajar mengajar.

Tabel. 1. Gambaran hasil penelitian 2 ulangan harian yang ditempuh kelas X MIPA-1 pada semester I tahun 2017/2018

No Uraian Hasil ulangan harian
I II III
1 Nilai tertinggi 100 100 8,5
2 Rata-rata 50 50 40
3 Daya serap individual 7,2 5,6 5,7
a. Tuntas : 1) Jumlah siswa 30 40 24
2) Presentase 75% 100% 44,2%
b.     Belum Tuntas: 1) Jumlah siswa 10 16
2) Presentase 25% 100% 55,8%
4 Daya serap klasikal
a. Presentase 75% 100% 55,8%
b. Tuntas (T), Belum tuntas (BT) (B) (BT) (BT)

Jangkauan yang besar antara nilai tertinggi dan nilai terendah menunjukan tidak meratanya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Tindakan Pembelajaran I

Setelah terbentuk kelompok belajar, guru menginformasikan sistem penilaian yang akan dilaksanakan dan memberi motivasi untuk selalu bersaing secara sehat dalam meraih prestasi. Sistem penilaian dibagi menjadi dua, yaitu: penilaian secara individual yang hanya diketahui oleh guru yang bersangkutan dan penilaian secara kelompok yaitu nilai rata-rata setiap kelompok pada setiap kali penilaian. Penilaian ini diumumkan ke siswa didepan kelas secara langsung, karena menggunakan cerdas cermat.

Tindakan Pembelajaran II

Pada tindakan pembelajaran II dilaksanakan penilaian yaitu dengan melaksanakan tes setelah menempuh kegiatan belajar mengajar setiap satu pokok bahasan hasil test diumumkan sesuai dengan sistem penilaian yang telah disepakati. Analisis hasil penilaian individu, nilai tertinggi 100, nilai terendah 50 dengan rata-rata nilai 74,5. Daya serap individual (tuntas) sebesar 87,5%; (belum tuntas) sebesar 12,5%, dan (ketercapaian ketuntasan belajar secara klasikal) sebesar 87,5%. Analisis hasil penilaian kelompok, nilai tertinggi 100, nilai terendah 75, dengan rata-rata nilai 95,5.

Analisis Manfaat Penilaian Berdasarkan Kelompok Belajar Atas Pilihan Siswa

Setelah melaksanakan serangkaian tindakan rekapitulasi hasilnya sebagai berikut:

Tabel. 2. Data awal sebelum dilaksanakan penilaian berdasarkan kelompok belajar

No Uraian Hasil Ulangan Harian
I II
1 Nilai Tertinggi 100 100
2 Rata-rata 50 75
3 Daya Serap Individual 74,5 95,5
b. Tuntas : 1) Jumlah Siswa 35 40
2) Presentase 74,5% 100%
b.     Belum Tuntas: 1) Jumlah Siswa 5 0
2) Presentase 12,5% 0%
4 Daya Serap Klasikal
c. Presentase 87,5% 100%
d. Tuntas (T), Belum Tuntas (BT) T.35 TS5 0

Berdasarkan dua tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa penilaian berdasarkan kelompok belajar atas pilihan siswa memberikan manfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu meningkatnya nilai terendah yang dicapai siswa dari 50 (UH-1) menjadi 75(UH-2) dan nilai rata-ratayang dicapai siswa dari 74,5 (UH-1) menjadi 95,5 (UH-2); meningkatkan daya serap individual; daya serap individual selalu meningkat secara propolsional; pada tabel II jumlah siswa yang belum tuntas mengalami penurunan dari 5 siswa pada UH-1 menjadi 0 siswa pada UH-2; dan tercapai daya serap secara klasikal (pada penilaian UH-2).

 

SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penilaian berdasarkan kelompok belajar secara acak pada kelas X11 MIPA-1 SMA Negeri 1Kersana dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan: pembentukan kelompok belajar berdasarkan pilihan siswa dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa; penilaian yang diumumkan berdasarkan kelompok belajar dapat menumbuhkan daya saing sehat antar kelompok; penilaian berdasarkan kelompok belajar dapat menumbuhkan semangat bekerja sama yang positif serta dapat memecahkan masalah belajar secara bersama sama (berlangsungnya kegiatan tutor sebaya); penilaian belajar kelompok berdasarkan pilihan siswa dengan sistem permainan cerdas cermat memiliki kelemahan yaitu anak yang aktif menguasai materi pelajaran sedangkan anak pasif kurang menguasai materi, sehingga semua berpusat pada anak yang aktif; penilaian belajar kelompok berdasarkan pilihan siswa dapat membangun komunikasi yang baik membangun semangat belajar diantara anggota kelompok; dan pemberian hadiah atau reward akan lebih dapat meningkatkan persaingan belajar.

Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan standar kompetensi pendidikan nasional adalah dengan diterapkanya kurikulum 2016 yang disempurnakan yang mendapat perhatian besar adalah terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif bagi terlaksananya kurikulum yang fleksibel sesuai dengan kompetensi sekolah. Penilaian berdasarkan kelompok belajar atas pilihan siswa yang telah terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang menyenangkan karena ada persaingan sehat antar kelompok ,membangun keompakan yang menciptakan juara secara kelompok. Pembelajaran kelompok bentuk pengamalan sila-sila dari Pancasila.

 

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pengelola jurnal ilmiah Dialektika FKIP Universitas Peradaban yang sudah membantu penerbitan jurnal dan ucapan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1 Kersana dan teman-teman yang sudah membantu hingga terbitnya jurnal ilmiah saya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1995. Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembang Profesi Guru. Jakarta, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.

Depdikbud, 1995. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) SMA Mata Pelajaran PPKn. Jakarta.

Wasty Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar