Pembelajaran kokurikuler atau yang dikenal Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bukan berfokus pada hasil produk melainkan dengan pembiasaan nilai-nilai karakter yang berlaku di masyarakat, seperti yang dilakukan pada projek kali ini. Semester ini, SMAN 1 Kersana mengusung tema “suara demokrasi” untuk kelas XI. Peserta didik dibekali berbagai pengetahuan mengenai demokrasi yang diterapkan di Indonesia yaitu dengan menggelar workshop “Sosialisasi Pemilu” pada Jumat, 22 September 2023. Workshop ini menghadirkan narasumber dari Kesbangpol yang diwakilkan oleh Sunoto Mardi Siswoyo, S.H., M.Si. dan Sri Nurokhmi Susilo Wati, M.Pd. dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Brebes.
Narasumber pertama (Sunoto Mardi Siswoyo, S.H., M.Si.) menyampaikan materi mengenai radikalisme (kekerasan). Ia menghimbau agar para pelajar untuk menjauhi tindakan radikal dalam bentuk apapun karena dampak yang ditimbulkan sangat memprihatinkan. Perilaku radikal atau kekerasan sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai pancasila. Materi ini memang tidak ada kaitan langsung dengan tema projek kali ini. Namun selaras dengan P5 secara umum yang berusaha untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang mengatur perilaku masyarakat Indonesia. Selain itu, ia juga mengajak peserta workshop untuk menghindari narkoba.
Narasumber kedua (Sri Nurokhmi S., M.Pd) mengedukasi peserta workshop mengenai pemilihan umum. “Sekali dayung 2 pulau terlampaui” workshop ini tidak hanya membekali peserta untuk puncak pelaksanaan P5 nanti yang akan menggelar “Pemilihian Ketua OSIS dan Ektrakurikuler Serentak” rabu mendatang, tapi juga mengedukasi peserta didik yang sudah berusia 17 tahun untuk turut andil menggunakan hak suaranya pada pemilu februari 2024. “bagi yang usianya 17 tahun ke atas, gunakan hak pilih kalian tahun depan, jangan golput ya!” seru nya. Muara P5 ini yaitu peserta didik mampu mengimplementasikan asas-asas pemilu yakni LUBERJURDIL (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil). Peserta begitu antusias mengikuti kegiatan ini.
Beri Komentar