Info Sekolah
Jumat, 27 Des 2024
  • Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman Bertaqwa Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi, dan Cinta Lingkungan

MENYAMBUT LITERASI NUMERASI DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Diterbitkan :

Oleh : Rumyati, S.Pd

Guru PPKn SMAN 1 Kersana

(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 27 April 2021)

 

Menurut kamus online merriam-webster, literasi bearasal dari istilah latin ’literature’ dan bahasa inggris ’letter’. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf atau aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun lebih dari itu makna literasi juga mencakup melek visual yang artinya “Kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan scara visual (adegan video, gambar)”.

National institutefor literacy mendefinisikan sebagai kemampuan individu sebagai kemampuan untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah dalam tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Literasi Numerasi adalah pengetahuan beberapa kecakapan, antara lain: untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan Matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai masalah dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik,tabel..). Literasi dan Numerasi adalah kompetensi yang bersifat mendasar kemampuan berfikir tentang bahasa serta Matematika diperlukan dalam berbagai konteks baik personal, sosial, maupun profesional. Pada laman kemendikbud diberikan pengayaan tentang konsep merdeka belajar. Hal itu berupa tanya jawab empat pokok pikiran merdeka belajar. Mulai tahun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Sekolah (US), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Asesmen Kompetensi Minimum dilaksanakan tidak lagi berdasarkan atas penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian Nasional. Asesmen Kompetensi Minimum tersebut tidak dilaksanakan berdasarkan mata pelajaran atau penguasaan materi kurikulum seperti yang selama ini diterapkan dalam ujian Nasional, melainkan melakukan pemetaan terhadap dua kompetensi siswa yaitu Literasi dan Numerasi. Asesesmen Kompetensi Pengganti UN akan dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat kearah pembelajaran inovatif diarahkan pada pengembangan penalaran bukan hafalan. Seorang siswa harus dapat membaca dan menghitung karena ini modal pokok dalam kehidupan sehari hari. Surat pertama yang diturun kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam saja Iqro artinya kita harus membaca artinya membaca dalam bentuk huruf maupun angka. Seorang murid ketika bisa membaca pasti dapat memahami arti dan tujuan dari apa yang dibacanya begitupun seseorang yang mengerti angka (Nomor) akan mengerti tentang nilai dan jumlah dalam konteks personal, sosial maupun profesional. Dalam kehidupan sosial ada orang yang tahu numerasi tahu nilai uang tapi dia tidak bisa menterjemahkan dalam bentuk tulisan yang disebut dengan buta huruf.

Ada perbedaan literasi dan numerasi terkait dengan menganalisis informasi yang ditampilkan secara sederhana pengertian literasi tidak hanya kempuan membaca, tetapi kemampuan-kemampuan menganalisis suatu bacaan dan memahami konsep dibalik tulisan tersebut. Sedangkan kompetensi numerasi berarti kemampuan menganalisis menggunakan angka. Numerasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita. Kemampuan ini ditunjukan dengan kesamaan terhadap bilangan dan cakap menggunakan ketrampilan secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan berdasarkan merujuk  pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis misalnya grafik, bagan dan tabel. Numerasi tidaklah sama dengan kompetensi Matematika, pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerasi. Numerasi mengaplikasi konsep kaidah dalam kehidupan real sehari hari. Ketrampilan tersebut muncul pada saat permasalahan sering tidak terstruktur (unstrctured), memiliki banyak cara penyelesaian atau bahkan tidak ada penyelesaian yang tuntas serta berhubungan dengan faktor non matematis. Literasi numerasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal komponen Literasi numerasi diambil dari cakupan matematika dalam kurikulum 2013. Strategi utama Gerakan literasi numerasi sekolah disekolah berupa Literasi Numerasi lintas kurikulum (Numeracy Across Curicculum), adalah sebuah pendekatan penerapan numerasi secara konsisten dan menyeluruh  untuk mendukung pengembangan literasi numerasi bagi setiap peserta didik.

Untuk sekolah menengah atas kegiatan literasi numerasi dimulai dari kelas XI sebagai bentuk bukti kesiapan menjelang dilaksanakannya Asesmen Kompetensi Minimal yang akan segera dimulai namun masih terkendala karena belum dibuka sekolah tatap muka. Literasi Numerasi diharapkan dapat membantu siswa dengan cakap menggunakan bahasa dan angka menyelesaikan tuntutan kehidupan semoga kurikulum literasi numerasi segera disosialisaikan dan juga dimunculkan dilingkungan sekolah oleh staffnon guruatau melalui kegiatan-kegiatan rutin yang terjadi di sekolah yang memberi kesempatan nyata bagi peserta didik untuk mempraktekkan keterampilan literasi numerasi mereka dan untuk meningkatkan mutu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar

Creative Team Smakers

Tulisan Lainnya

Oleh : Creative Team Smakers

MELANGKAH MENUJU MASA DEPAN BERSAMA GURU BK

Oleh : RANI PURWANDARI WAHID S.PD.

SIKAP SOPAN SANTUN ANAK MILENIAL

Oleh : Creative Team Smakers

MENGGELORAKAN SPIRIT LITERASI DI MASA PANDEMI