Info Sekolah
Kamis, 21 Nov 2024
  • Terwujudnya Peserta Didik yang Beriman Bertaqwa Berakhlak Mulia, Unggul dalam Prestasi, dan Cinta Lingkungan

KOLABORASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DITENGAH PANDEMI

Diterbitkan :

Oleh : Rumyati, S. Pd

Guru PPKn SMAN 1 Kersana

(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 12 Januari 2021)

 

Kolaborasi adalah Proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama sama menuju visi bersama. Kolaborasi itu penting untuk mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah yang rumit. Penguatan pendidikan karakter adalah milik kita semua. Gerakan pendidikan karakter merupakan upaya memperkuat karakter peserta didik dengan mengembalikan marwah pendidikan berasas ki Hajar Dewantara, yakni olah Hati, Olah Rasa, olah Karsa dan olah Raga.

Dukungan publik dibutuhkan guna menambah proses kualitas pendidikan karakter yang lebih baik, oleh karena itu keterlibatan orang tua, sekolah, dan masyarakat merupakan gerakan Nasional Revolusi Mental. Masa depan bangsa adalah tanggung jawab kita semua. Penguatan Pendidikan Karakter adalah merupakan nilai kebijakan  yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita  Presiden Joko Widodo –Yusuf Kalla dalam sistem Pendidikan Nasional.

Penyebaran  covid belum usai memasuki semester genap pembelajaran jarak jauh masih diberlakukan dalam batas waktu yang belum pasti. Banyak perubahan di berbagai bidang kehidupan semua kegiatan wajib menggunakan protokol kesehatan dan itu wajib ditaati. Sudah 10 bulan lebih siswa belajar di rumah tentunya banyak pengalaman baru yang diperoleh ketika pemerintah yang dalam hal ini Kemendikmud  mengumumkan untuk Merdeka Belajar bagi seluruh peserta didik.

Terjadi perubahan perilaku terhadap peserta didik mulai dari nilai pengetahuan, nilai sikap dan nilai ketrampilan ketika siswa belajar di rumah karena diperoleh dari lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan belajar menjadi sangat dominan  dalam menentukan hasil belajarnya. Di sinilah betapa pentingnya penguatan pendidikan karakter ketika peserta didik dalam pengawasan orang tua langsung. Orang tua dan anak harus memiliki Gerakan Revolusi Mental yaitu cara berfikir, bersikap dan bertindak  menjadi lebih baik orang tua dan anak harus kompak  dalam penguatan nilai karakter yang memiliki nilai nilai utama meliputi nilai relagius, nasionalisme, mandiri, gotong royong, integritas nilai-nilai ini ditanamkan dan dipraktikan melaui agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Penguatan pendidikan karakter lahir karena kesadaran akan tantangan kedepan yang semakin kompleks dan tidak pasti namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 66 Tahun 2013 tentang standar Penilaian  tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan Pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan Pemerintah. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi Kompetensi pengetahuan, Kompetensi ketrampilan dan Kompetensi sikap.

Dimasa Pandemi covid -19 Pemerintah masih melarang  kegiatan Belajar Mengajar tatap muka ini berarti pembelajaran jarak jauh diperpanjang lagi hingga batas waktu  yang belum ditentukan siswa butuh kolaborasi penguatan pendidikan karakter agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya berkaitan dengan belajarnya, orang tua dan anak harus bisa bekerja sama dengan anaknya berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi putra putrinya dimasa pandemi diantaranya bisa mendampingi atau memberi solusidemi masa depannya.

Penilaian kompetensi  pengetahuan yang diperoleh hanya sebatas tugas yg diberikan guru, Nilai Harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai ulangan semester cakupannya jauh jika dibandingkan pembelajaran melalui tatap muka siswa bisa bertanya kepada guru sesuai dengan apa yang ada dalam benaknya, begitupun guru dapat menyampaikan sepuas hati materi yang akan disampaikannya agar tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan agar siswa mengalami perubahan yang menyangkut bidang keilmuan yang dipelajari. Di sini terjadi hubungan timbal balik antar guru dan siswa.

Ketika pembelajaran jarak jauh diberlakukan harus ada kolaborasi antara guru khususnya wali kelas dengan orang tua murid dalam penguatan karakter anak sebagai bentuk tanggung jawab bersama yang  selama ini sepenuhnya diserahkan kepada guru.

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, orang tua, dan masyarakat. Ketika pemerintah membuat keputusan tentang pembelajaran daring  tidak ada yang berani untuk menyanggahnya apalagi yang menyangkut kepentingan dan keselamatan banyak orang. Anak adalah Aset bangsa jika asupan yang diberikan kurang maksimal maka hasil yang diperoleh juga kurang bermakna. Jika Pandemi covid belum juga usai dikhawatirkan akan mempengaruh karakter peserta didik dalam berfikir, bertingkah laku  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dan masa depannya.

Orang tua harus bisa membuat Perubahan untuk mengubah karakter anak agar lebih baik dengan  memberi teladan serta menjadi sumber belajar anak-anaknya dan dapat membangun dan mendorong semangat belajarnya tidak masa bodoh, memberikan pengawasan pergaulan anaknya.

Orang tua, menjadi madrasah bagi anaknya, figur yang ditiru dan dipraktekan segala sikap dan tingkah lakunya agar anak tidak menemukan dunia lain bagi anaknya yg lebih mengasyikan tetapi membahayakan bagi dirinya.

Orang tua harus dapat menguatkan anaknya agar tetap belajar dan bertingkah laku yang baik memberi semangat betapa pentingnya belajar meskipun di masa pandemi anak betul betul membutuhkan dorongan dari orang tua. Orang tua harus sabar dan jangan pernah menyerah untuk membangkitkan semangat belajar anaknya, karena belajar itu berlangsung seumur  hidup meskipun di masa pandemi ruang gerak dibatasi dengan aturan protokol kesehatan.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar