Oleh : TOFIK,S.Pd
Guru Fisika SMAN 1 Kersana
(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 4 Maret 2021)
Pendidikan Karakter merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seperti sekarang ini, dan tidak bisa diabaikan begitu saja, oleh sebab itu peranan pendidik sangat dominan dalam upaya menjadi fasilitator yang baik bagi peserta didik. Kenyataannya pengetahuan manusia sangatlah terbatas baik dalam belajar maupun membelajarkan orang lain.
Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan untuk menanamkan kebiasaan baik sehingga tercipta perilaku yang baik pula. Khusniati (2012) menyatakan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran sehingga dapat dihasilkan peserta didik yang berkarakter dan bermartabat sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Pada masa pandemi sekarang ini, yang menuntut adanya kreatifitas dalam pembelajaran di sekolah khususnya untuk mata pelajaran fisika, maka diperlukan adanya inovasi dalam setiap pembelajaran yang berasal dari lingkungan sekitar, sehingga dapat menumbuhkan sikap karakter peduli lingkungan. Banyak pendidik di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Sehingga media pembelajaran modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah di dalam proses belajar mengajar.
Sebenarnya jika kita lebih memperhatikan lingkungan kita banyak sekali sumber belajar yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu pendidik harus sekreatif dan seinovatif mungkin agar mereka tidak kekurangan ide dalam memanfaatkan bahan ajar yang ada. Pendidik yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang dengan mudah dan murah didapatkan di lingkugan belajar mereka.
Pembelajaran yang dilakukan dengan muatan ramah lingkungan ini juga menjadi tugas pendidik yang dilakukan bersamaan dengan mengajarkan materi pokok. Peserta didik harus ditumbuhkan kesadaran dan tanggung jawabnya terhadap kelestrarian lingkungan dengan cara membuat media pembelajaran yang terbuat dari bahan bekas yang masih bisa dipakai. Dengan demikian dalam waktu yang bersamaan pendidik memupuk rasa peduli lingkungan dan tanggung jawab pada peserta didik agar lebih sadar akan kerusakan lingkungan yang ada di sekitar mereka saat ini.
Oleh karena itu dengan adanya pendidikan karakter diharapkan juga dapat memudahkan untuk memahami pengetahuan pada mata pelajaran fisika ini dengan cara menjaga lingkungan. Seperti mengubah limbah menjadi alat peraga yang berguna bagi pengetahuan pada mata pelajaran fisika. Alat peraga pembelajaran adalah sarana komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2009).
Sedangkan Widiyatmoko dan Pamelasari (2012) mengatakan bahwa alat peraga pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi. Karakter Peduli Lingkungan dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Karakter juga dapat dipelajari melalui pembelajaran sains dengan memasukkan karakter ilmiah dengan kerja keras, rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya, peduli sosial, serta tanggung jawab.
Proses pembelajaran sains bermuatan karakter ilmiah ini, menggunakan alat peraga barang bekas yang bertujuan untuk mengimplemen tasikan karakter ilmiah dan konsep sains ini di lingkungan sebagai upaya mengatasi kerusakan lingkungan melalui pemanfaatan barang bekas manjadi alat peraga pembelajaran.
Pada pembelajaran sains menggunakan karakter peduli lingkungan ada dua tujuan yang di dapat dengan menggunakan alat peraga berbahan bekas pakai. Tujuan pertama mengembangkan pembelajaran sains bermuatan karakter ilmiah (kerja keras, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab) dengan alat peraga barang bekas dan asesmen kinerja peserta didik selama pembelajaran dan pembuatan alat peraga barang bekas. Sedangkan tujuan kedua meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik mengenai konsep, prinsip dan praktek pembuatan alat peraga barang bekas. Pemberian pengetahuan tentang sains tentunya akan berbeda dengan pemberian pengetahuan non sains, karena sains hanya dapat dipahami dengan maksimal ketika peserta didik belajar dengan melakukan, menemukan konsep dan mempraktikannya.
Harapan dari penggunaan alat peraga ramah lingkungan ini adalah para siswa memahami konsep pembelajaran sain dengan baik sehingga dapat mengurangi kesalahan persepsi. disamping itu penggunaan alat peraga fisika berbahan bekas pakai ini diharapkan juga dapat menumbuhkan karekter peduli lingkungan agar terhindar dari kerusakan demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (*).
Beri Komentar