Oleh : Titik Hertina, S.Pd.
Guru Ekonomi SMAN 1 Kersana
(Artikel ini pernah dimuat di Harian Radar tegal Tanggal 30 Januari 2021)
Pengendalian penularan infeksi covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah selama libur akhir tahun 2020 ternyata belum cukup efektif menurunkan angka penularan virus tersebut.
Banyaknya klaster baru covid 19 pada awal tahun 2021 menjadi bukti masih rendahnya tingkat kedisiplinan masyarakat dalam mentaati dan menjalankan aturan Pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan.
Upaya Pemerintah Provinsi Jateng dalam mengurangi resiko penularan covid-19, melalui SE Gubernur No. 443 Tahun 2021 menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan diterapkannya aturan tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap sejumlah aktivitas diberbagai bidang, salah satunya adalah dunia pendidikan.
Proses belajar mengajar secara tatap muka yang rencananya akan dilaksanakan pada awal tahun 2021 terpaksa harus ditunda kembali karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, sehingga sekolah kembali melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring (online).
Sejauh ini permasalahan yang sering muncul sejak dilaksanakannya PJJ antara lain siswa cepat merasa bosan dan kurang bersemangat dalam mengikuti PJJ. Banyak diantaranya yang meremehkan tugas, tidak mengerjakan tugas tanpa adanya perasaan bersalah. Perubahan proses pembelajaran yang belum terbiasa ini, menjadi salah satu penyebab minimnya respon siswa terhadap tanggung jawab yang harus mereka lakukan.
Belum lagi ketika kepemilikan HP Android dan kuota tidak mencukupi bisa memicu permasalahan baru yang harus dihadapi oleh peserta didik maupun orang tua. Dalam kondisi seperti ini, tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh guru terutama wali kelas menjadi tidak ringan, karena yang dihadapi bukan lagi tentang masalah media pembelajaran yang harus digunakan melainkan bagaimana seorang wali kelas mampu menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik mengikuti PJJ.
Menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik tidaklah mudah, perlu proses dan membutuhkan waktu yang panjang. Dalam hal ini tidak hanya seputar kemandirian dalam hal mengerjakan maupun mengirimkan tugas, tapi lebih dari itu bagaimana upaya menumbuhkan kedisiplinan dan kreatifitas peserta didik.
Dalam situasi pembelajaran daring seperti saat ini, peran wali kelas menjadi begitu penting. Wali kelas dituntut untuk mampu berperan aktif dalam mengontrol aktivitas peserta didik yang menjadi anak asuhnya, agar tidak sampai lost control terhadap aktivitas peserta didik selama mengikuti PJJ di rumah. Anak-anak harus selalu diingatkan agar mereka tetap menjaga protokol kesehatan.
Wali kelas juga harus mampu memberikan penguatan sekaligus motivasi agar peserta didik tetap memiliki semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu,anak-anak perlu diarahkan agar tetap produktif dengan cara melakukan berbagai aktivitas yang bersifat positif.
Menurut Supardi dan Darmawan (2012 : 84), wali kelas memiliki peran sebagai fasilitator yang selalu memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam melakukan proses belajar dan juga sebagai pemacu yang selalu memberikan dorongan, serta menyemangati peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, maka wali kelas harus berperan aktif menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, baik pihak sekolah, guru mapel, orang tua, dan khususnya peserta didik melalui pembinaan wali kelas sehingga diharapkan ada solusi untuk setiap permasalahan yang terjadi.
Pada saat pembelajaran tatap muka kegiatan pembinaan wali kelas dilakukan terjadwal setiap mingu sekali. Di era pandemi pembinaan wali kelas juga bisa dilakukan secara virtual. Salah satu aplikasi yang menjadi pilihan dari sebagian besar wali kelas di SMA N 1 Kersana yaitu google meet.
Google meet merupakan sebuah aplikasi video conference atau bisa juga disebut sebagai meeting online. Penggunaan google meet diawali dari aktivasi gmail belajar.id dari kemendikbud oleh wali kelas maupun peserta didik melalui HP android maupun laptop. Selanjutnya wali kelas membagikan link google meet melalui whatsapp grup kelas sebagai undangan kepada peserta didik untuk bergabung dalam kegiatan pembinaan wali kelas. Kelebihan dari aplikasi google meet yaitu antara wali kelas dengan peserta didik dapat berinteraksi secara visual dimana kedua belah pihak bisa saling melihat wajah baik di layar HP Android maupun laptop. Jalinan komunikasi saat berlangsungnya pembinaan tersebut diharapkan berpengaruh terhadap perkembangan mental peserta didik dalam menerima segala informasi.
Namun demikian, komunikasi secara virtual ini terkadang masih ada kendala ketika tiba-tiba jaringan internet tidak stabil sehingga akan mempengaruhi kelancaran komunikasi. Terlepas dari kendala yang ada, diharapkan aplikasi google meet bisa menjadi pilihan media komunikasi wali kelas dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran peserta didik. (*)
Beri Komentar